Rabu, 08 Desember 2010

KARENA KITA ENERGI MEREKA



Everyday is busy day…Bagi seorang ibu rumah tangga setiap hari adalah kesibukan  buatnya….24 jam, tidak ada hari libur untuk seorang ibu,karena libur berarti gempa bumi bagi anak-anak dan suami (hahaha….segitu hebohnya). Tapi,pernahkah terlintas untuk berhenti sebagai seorang ibu?Tidak akan pernah terpikir. Namun ada sebagian orang telah memutuskan untuk tidak menjadi ibu jauh hari sebelum menikah…..apalagi penyebabnya kalau bukan mengejar karir, atau tidak ingin dipusingkan dengan teriakan,rengekan, dan tangisan seorang bocah…hiiiii..jikalau sudah begini, saya teringat perkataan Rasulullah kurang lebih seperti ini “Barangsiapa tidak menyayangi anak kecil kami maka dia bukan termasuk golongan kami.”(HR.Al Bukhori)….Nah loh…Ada lagi sebuah kisah ketika Rasulullah sedang didatangi arab badui yang melaporkan bahwa ia tak pernah mencium anak-anaknya, lalu apa kata Rasulullah SAW…Rasulullah menjawab dengan sebuah pertanyaan yang maknanya dalam….”Sanggupkah kamu bila Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu?”…Kita memang tidak bisa disejajarkan dengan Rasulullah namun mencoba meniru tingkah lakunya bukan sesuatu yang sulit bukan?…Cuma meniru,bukan menciptakan hal baru.
Menjadi orang tua memang tidak mudah. Terkadang anak-anak menyedot energi kita hingga tak tersisa sedikitpun bahkan untuk diri kita sendiri. Maka bagaimana mengisi tangki energi kita yang telah habis? Dari hasil penelitian seorang psikolog keluarga Steve Biddulph dalam bukunya “Petunjuk Bagi Orang tua,Menciptakan anak-anak Bahagia.” Ada beberapa hal yang bisa dilakukan ketika energy kita berada di titik nol,Pertama: Belajarlah untuk mematikan tombol pikiran dengan santai ketika hendak melaksanakan pekerjaan rumah, atau pekerjaan siapa saja (waa,ini nih agak sulit buat saya karena every moving is thinking). Kedua: Masaklah makanan kesukaanmu (yang ini boleh juga, walau kalau sedang frustrasi larilah ke warteg,heheh).Ketiga:Sediakan banyak waktu untuk berbagi dengan orang tua lain(berbagi apa aja,yang penting bukan barang pribadi,ya bu). Keempat: Lakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan tugas sebagai orang tua (misalnya mencabut rumput(kalo yang ini tugas tukang kebun),menanam bunga, menulis, membaca dan sebagainya). Kelima: Belajarlah menerima bahwa “berantakan itu indah” dan tinggalkan gagasan “rumah rapi(wah asal jangan penampilan aja yang berantakan). Keenam:Sediakan tempat khusus untuk anak-anak bermain yang steril dari benda-benda membahayakan sehingga anda tak perlu membuang energy untuk berteriak “jangan!”(dan tempat itu adalah….lapangan bola di sekitar rumah anda,hehehe). Ketujuh:Sediakan tempat tidur yang rapi atau satu ruangan yang rapi hanya untuk anda (saya akhirnya berpikir untuk menjadikan kamar mandi ruangan yang rapi untuk mencari inspirasi,heheh). Fiuh……(saya menulisnya sambil menyeka keringat, karena membayangkan prakteknya).Nah, sedikit tambahan dari saya, bahwa kita bisa memulai mengisi energy kita dengan mendekatkan diri kita kepada Sang Pemilik Hati…Menikmati ayat-ayat cinta Sang Pencinta, Mengkhusyukkan diri ketika menghadapNYA dapat menambah energy, dan hatinya jadi lebih plong. Seorang guru saya pernah berkata ketika kau tak mampu mengerti anak-anakmu maka coba periksa hubunganmu dengan Pemilik mereka (Allah Sang Pemilik), dekatkah ?atau sedang menjauh?Karena anakmu bukan anakmu. Setelahnya kita siap menstransfer energi kita untuk anak-anak kita bahkan untuk orang-orang disekitar kita. Semoga!
Time to charge my heart
Di sore yang sepoi-sepoi dan inspiratif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar