Selasa, 23 November 2010

PELUKLAH MEREKA



Siapa yang tak senang dipeluk…acung tangan…! Saya rasa tidak seorangpun tak senang dipeluk…Bagaimana rasanya.???.tak terlukiskan,namun dapat dikategorikan dalam berapa macam pelukan. Pertama, pelukan erat banget..biasanya dikarenakan berlebihannya ekspresi jiwa karena kegembiraan yang ruarrrrrr biasaaaa (“r” pada kata ruarrr bukan kesalahan pada mata anda tapi kesengajaan penulis) ato juga karena keharuan yang ruaarrr biassaaa. Kedua adalah pelukan untuk menjalin keakraban, pelaku dari pelukan ini melakukan pelukan tanpa ada tendensi apa2…dengan kata lain mereka berpelukan sebagai bentuk penghormatan seperti seorang pejabat bertemu dengan pejabat lainnya dalam acara makan malam di istana (kok gini ya contohnya), ketiga pelukan hangat, contohnya pelukan seorang ibu kepada anaknya,pelukan seorang suami kepada istrinya atau sebaliknya..nah ini nih kalo kata suami saya dapat memperpanjang umur (tapi tidak dapat membuat awet muda kan bi…tetep tua kan??), dasarnya dari sebuah artikel yang saya lupa judulnya dan penulisnya…(wah, sama juga bohong ya). Terakhir adalah pelukan haram…haaa!!Haram!!yah, pelukan yang dilakukan bukan oleh pasangan muhrim…(hehehe ini gak perlu dibahas). Dan kita akan lebih banyak membahas tentang point ke tiga, PELUKAN HANGAT
Bicara tentang pelukan, siapapun pasti pernah dipeluk dan dipeluk…dan setiap orang punya “rasa” sendiri ketika dipeluk….Termasuk anakku Faris dan Dais…Pelukan adalah solusinya ketika mereka sedang marah, sedih, bahkan gembira…Pelukan pula adalah modal besar saya untuk mereka, mengingat kalo sedang mengalami ketidakstabilan hormone kewanitaan (apaan tuh??) saya akan berubah menjadi monster sesaat, sesaat kemudian saya peluklah mereka supaya mereka lupa kalau yang tadi jadi monster itu ummi…hehehehe
Menurut Arlene Silberman, dalam buku Mendidik Anak Vol.1. Ada 3 alasan mengapa orangtua tidak bisa menunjukkan perasaan yang sesungguhnya pada anak-anak. Pertama: Banyak dari kita tidak tahu bagaimana cara memeluk. Nada suara yang manis, senyuman, kejapan mata, bisikan “semoga berhasil”, rangkulan pada bahu bisa berarti pelukan untuk mereka. Kedua: Kita mungkin takut memeluk. Karena ego, malu dan jaim….orang tua tidak ingin anak mengtahui perasaannya, karena hubungan yang kaku. Ketiga: kita tidak selalu melihat kesempatan untuk memeluk. Mengapa ketika masih bayi mereka begitu sering kita peluk, karena ketika mereka bayi mereka tidak pernah mempermalukan kita didepan tamu, menumpahkan air di kasur, mencabuti bunga-bunga ditaman rumah kita, sehingga kita tidak melihat kebaikan diantara keburukan..kita gelap mata….(ahhhh… ….istigfar 33x)
Alaa kulli hal, apapun keadaan kita letih,sedih, marah, kesal, peluklah mereka dengan hangat walau sekejap karena pelukan kita sangat berharga untuk masa depan mereka, adalah bahan bakar untuk energy mereka, dan ketenangan untuk kegelisahan mereka. Maka sudahkah anda memeluk anak anda hari ini?

Mendung menggelayut di langit sore
Jakarta,23 November ‘10
@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar